Kawan,
Terima kasih untuk semua waktu yang kau sisihkan untukku.
Terima kasih untuk segala doa yang kau panjatkan atas namaku
Terima kasih untuk seluruh usaha yang kau perjuangkan untuk pertemanan kita
Kau yang ada ketika aku berada di langit ke tujuh saat ku jatuh cinta padanya
Kau yang ada di kala aku berhasil memenangkan hatinya
Kau yang ada sesaat aku ditinggalkannya
Aku masih ingat semua impian kita
Aku masih ingat semua resolusi kita
Aku masih ingat semua janji kita
Semua yang kita lafalkan keras-keras sembari menautkan
jari-jari kelingking kita agar kita berusaha keras mencapai apa yang
kita dambakan
Sebuah ritual yang menjadi tradisi kita setiap tanggal satu Januari
Ritual yang kita jadikan batu pijakan selama setahun berikutnya
Tahun di mana semuanya berubah
Kawan,
Maafkan aku untuk semua keacuhanku akan perasaanmu
Maafkan aku untuk segala cara yang kulakukan untuk mendapatkannya
Maafkan aku untuk seluruh niatku menggunakanmu demi kepentingan diri sendiri
Aku yang tahu bahwa kau menyukaiku tapi tak kuhiraukan
Aku yang tahu bahwa kau akan melakukan apapun untukku
Aku yang tahu bahwa kau terluka setiap saat kau melihatku dengannya
Kau selalu menyediakan bahumu untuk isak tangisku
Kau selalu meloncat kegirangan bersamaku saat aku bahagia
Kau selalu tersenyum walaupun dalam hati kau menjerit
Semua berubah saat kau memutuskan untuk bergabung dengan korps relawan di Timur Tengah
Tempat dimana terjadinya kejadian itu.
Kejadian yang menyebabkan kau pulang lebih cepat dari yang kau rencanakan.
Walaupun kita tetap bertemu di tanggal satu Januari, tak
mungkin aku menautkan jari kelingkingku padamu. Bukan karena kau lelah
menungguku, tapi karena kecelakaan itu membuatmu kehilangan jari
kelingkingmu.
-Mikael Setiawan-
051115
Giggle Box
CS Bandung Writers' Club 6th Meeting
No comments:
Post a Comment