Di sebuah negeri
dua dimensi, hiduplah raja yang tegas dan bijaksana. Rakyat memanggilnya
"Keling King". Mengapa? Karena ia raja yang hitam. Keling. King.
Tanpa
Kelingking, warna sering leleh merambah bidang yang bukan bagiannya.
Bentuk sulit dipahami. Dan bidang putih tak tahu harus menjadi apa.
Keling King selalu menjadi batas yang memperjelas setiap bentuk dan
bidang. Seperti pada suatu hari, sepotong limas berwarna kuning datang
menghadap Keling King.
"Keling King, semua makhluk bilang
hamba adalah segitiga. Padahal hamba ini limas. Apa yang harus hamba
lakukan agar orang-orang percaya?" tanya Limas agak putus asa. "Sangat
sulit membuktikan identitas hamba. Masalahnya, limas adalah bangun tiga
dimensi. Padahal kita hidup di negeri dua dimensi..." lanjut Limas.
Keling
King mengangguk-angguk arif. Tanpa banyak bicara, ia menerapkan
kebijaksanaan garis kelingnya. Sekejap rakyat yang sangat dikasihinya
itu menjelma menjadi makhluk dua dimensi yang tiga dimensi. Seperti ini:
(gambar segititga biasa)
menjadi
(gambar segitiga yang udah dikasih garis-garis supaya keliatan jadi limas)
Limas pulang dengan sukaria. Kali itu, ia jadi dapat membuktikan bahwa ia adalah limas, bukan segitiga.
Pada
bidang-bidang putih yang kosong, Keling King juga sering hadir
menorehkan huruf-huruf atau mencipta bentuk-bentuk sederhana. Bidang
putih selalu senang karena dengan begitu, mereka jadi mempunyai isi dan
arti.
(gambar stick man pake payung, ada awan dan ujannya)
Tapi
adakalanya pula Keling King dibantah. Warna kadang-kadang enggan
dipagari. Mereka melanggar batas Keling King, atau kadang memang sengaja
ingin berbaur dengan warna lainnya. Kadang warna pun tahu cara
menciptakan tiga dimensi dalam dua dimensi, tapi garis yang ditarik
Keling King. Rakyat yang mencintai Keling King mencoba memperingatkan
agar Keling King berhati-hati. Tetapi dengan penuh kesadaran, Keling
King membiarkannya.
"Bagiku, kesejahteraan bentuk di atas
segalanya. Aku tidak perlu menghukum warna jika dalam pemberontakan
mereka, mereka tetap menjaga bentuk ..."
Kadang diam-diam
Keling King menyusup di sela warna. Bukan sebagai batas yang tegas, tapi
sebagai bayang. Sebagai kesan. Ia tidak memerangi pemberontakan, tetapi
mencari tempat di antaranya. Jari kelingking adalah lambang perdamaian.
Itu sebabnya, Keling King pun senantiasa menjaga kedamaian.
Di dunia bentuk, Keling King memimpin dengan kearifan yang istimewa. Kuasa dan kebijaksanaan berdamping sama tingginya ...
051115
Giggle Box
CS Bandung Writers' Club 6th Meeting
Voted as Favorite Story of The Night
No comments:
Post a Comment