Tuesday, November 3, 2015

Hore

“Dys, di sini ada nggak?”
“Kalau di Lab Biologi kemaren ada nggak? Katanya ada yang lihat patung peraganya goyang-goyang…”
“Ih yang di lapangan belakang pasti ada tuh kayaknya…”
Dan topik obrolan mereka pun beralih menjadi hal-hal mistis yang terjadi di sekolah.

Menjadi indigo itu menyebalkan. Sosok-sosok aneh memunculkan diri tepat di depan matamu tanpa kau minta. Kau tahu apa lagi yang lebih menyebalkan? Dikelilingi orang-orang yang alih-alih kasihan kepadamu, mereka terus saja bertanya apakah aku melihat ini atau itu yang tak dapat mereka lihat. Itu menyebalkan.

“Eh Gladys, jadi gimana? Ada nggak?”

Harusnya ini minggu santai setelah UAN. Lepas dari semua beban dan stress belajar, boleh bawa komik, boleh nongkrong di kantin atau lapangan seharian. Tapi semua obrolan teman-temanku ini membuatku semakin jengah.

Aku tidak menjawab. Kalian pikir ini bakat?? Ini kutukan!!

“Hngg aku pulang dulu deh, ditunggu Mama. Daah!”

Andai saja aku bisa memilih untuk tidak melihat kakak rambut panjang yang berdiri di pojok sana, atau paman tanpa kepala di atas lemari Lab Biologi atau sang jubah putih di atas pohon akasia di lapangan belakang sekolah. Belum lagi paman mesum di toilet wanita.

Entah dari mana awalnya. Apakah nenek yang di dapur, atau anak kecil di kolong meja. Sepanjang jalan aku mengingat-ingat awal dari kutukan ini. Mungkin turunan kesekian, karena orang tuaku tidak ada yang seperti aku. Mungkin aku terlalu banyak dosa di kehidupan sebelumnya? Mungkin……

DIIIIIINNN!!!!!

Aku menoleh. Lampu. Besi. Truk. Terlam………

BRAAAAKKK!!!!

*****

Gelap.

Gelap.

“Mama?”

“Gladys? Nak, kamu sudah sadar?”

“Mama?”

“Papah! Cepat panggil suster, Gladys sadar!! Iya, Nak.. Mama disini, Nak…”

“Gelap, Ma..”

Aku mendengar mama menangis.
Aku mendengar langkah orang-orang. Mungkin para suster. Mungkin dokter.
Ah, apakah aku di rumah sakit?
Aku meraba wajahku.

Perban.

Perban?

“Nak… Gladys… Mungkin setelah ini Gladys nggak bisa melihat lagi…”


“Ah, … Hore. Syukurlah.”

-Rahadini Windia-
291015
Malang

No comments:

Post a Comment