Di sebuah hutan yang terletak tidak jauh
dari sebuah pantai, terdapat segerombolan orangutan. Mereka merupakan
sekumpulan keluarga besar orangutan yang berkuasa di hutan tersebut. Orangutan
tersebut hidup dengan tentram dengan cara bergotong royong dan saling membantu
satu sama lainnya. Setiap pagi, orangutan jantan yang dewasa pergi kedalam
hutan untuk mengumpulkan makanan, kayu, dan air untuk memenuhi kebutuhan
gerombolan selama sehari maupun dua. Orang hutan betina dewasa akan menjaga
rumah dan membangun tempat tinggal yang nyaman untuk mereka berteduh dan juga
merawat anak-anak mereka yang balita. Untuk orangutan yang belum cukup dewasa
diberikan kebebasan untuk menjelajahi hutan tersebut dan kembali sebelum
matahari terbenam.
Pada suatu hari, seekor anak orangutan
mengajak neneknya untuk berjalan di bibir pantai untuk menikmati udara yang
berhembus kencang. Mereka melewati beberapa pohon besar yang mengharuskan
mereka untuk berayun dan melompat. Lalu tidak lama kemudian sampailah mereka
pada bibir pantai yang memiliki pasir yang sangat halus dan putih.
Karena perjalanan yang memerlukan usaha
yang cukup besar, anak orangutan ini merasa haus dan sangat tergiur melihat air
pantai. Akan tetapi dikarenakan air pantai yang asin ia pun tidak dapat
meminumnya. Nenekpun berkata, “kamu lihat pohon kelapa tersebut yang
melengkung?”. Anak itu pun melihatnya dan berkata “waaah!! Kelapanya banyak
sekali! Ayok kita ambil”. Tidak lama kemudian mereka memanjat pohon tersebut
dan menikmati air kelapa yang begitu segar.
Setelah meminum air kelapa tersebut, nenek
orangutan mengabil sebuah kayu yang kuat dan panjang kemudian menusukkannya ke
dalam pasir pantai disamping pohon kelapa yang melengkung tersebut untuk
meluruskan pohon itu. Anak pun berkata “untuk apa nek diluruskan?”. Nenek
menjawab “nak, pohon ini masih muda dan hidupnya masih panjang. Kasihan jika ia
hidup melengkung untuk waktu yang cukup lama”. Anak itu pun kemudian mencari
pohon yang melengkung lainnya. Tidak jauh dari temat mereka berdiri, terdapat
pohon kelapa yang besar dan melengkung. Anak pun berkata “nek, itu ada pohon
yang besar dan melengkung didepan sana. Ayo kita luruskan nek”. Nenek tersenyum
dan menjawab dengan tenang “nak, lihat baik-baik pohon itu, besar, kokoh dan
sudah tua seperti nenek. Sudah tidak bisa diluruskan lagi. Jika kita paksa maka
dia akan patah.” Anak itu pun merasa kasihan terhadap pohon itu dan menundukkan
kepalanya. Nenek mengelus kepala anak tersebut dan berkata “nah kamu sudah
lihat sendiri kan perbedaannya. Kamu masih muda, masih memiliki umur yang
panjang dan jika kamu berbuat kesalahan ditengah jalan, kamu masih bisa
memperbaikinya”. Anak itupun memeluk neneknya dan berkata “aku akan tumbuh
besar dan kuat nanti. Jika suatu saat nanti aku melengkung, tolong luruskan aku
yang nek”.
-Aziz Amri-
261115
Jakarta
Voted as Second Favorite Story of The Night
Voted as Second Favorite Story of The Night
No comments:
Post a Comment