Ketika rindu menjadi pertanyaanmu, disitu aku tersadar telah belajar
sedikit. Akan arti pertemuan dan kata, maupun jarak dan suara.
Hadirmu yang tak selalu ada bukan berarti rasa akan menguap pergi.
Cintaku akan selalu di tempatnya, dengan sabar menunggumu kembali.
Wanita itu berhenti menulis. Sesak di dadanya kini sedikit berkurang.
Dengan hati-hati ia melipat lembaran putih itu menjadi pesawat kertas,
kemudian tanpa ragu menerbangkannya. Angin tak cukup kencang sore itu,
hembusannya hanya cukup kuat membawa pesawat kertas itu meluncur dekat
kakinya. Tak bisa mencapai hamparan edelweis, tempat pertemuan
pertamanya dengan kekasih hati, yg kini berubah menghitam akibat
kebakaran.
-Indah-
081015
Coffindo
CS Bandung Writers' Club 2nd Meeting
No comments:
Post a Comment