Friday, October 16, 2015

Gelembung Sabun

Tidak, aku tidak akan turun ke halaman dan memutar sprinkler. Aku tidak akan membiarkan air melompat lalu aku berlari mengejar. Bukan soal air yang kusia-siakan. Bukan soal tampil kekanak-kanakan. Aku juga yakin tetangga tidak akan mengintipku.

Ini soal aku yang memang enggan.

Tujuanku ke sini minum kopi. Meracik bubuk-bubuk pahit dan mencampurnya dengan susu. Namun bukan untuk menikmatinya. Hanya untuk mengenang cerita yang pernah tercipta.

Dan hingga detik ini, aku belum meracik sesendok juga.

Tidak, aku tidak akan melompat ke ayunan dan menari di atasnya. Aku tidak akan membalik tubuhku hingga rambutku bersurai ke atas rumput. Bukan soal ayunan itu sudah tua. Bukan soal tubuhku yang terlalu banyak massa. Aku juga yakin pantatku masih muat di ayunan berderit itu.

Ini soal aku yang memang enggan.

"Main ini saja," sahut seseorang sambil meniup gelembung sabun.

Aku menoleh dan mengerutkan alis. "Aku bukan anak-anak lagi, Bu."

"Ah, nggak perlu jadi anak-anak untuk bermain gelembung sabun."

Aku sebenarnya enggan. Namun aku tidak ingin mengecewakan ibuku. Jadi, baiklah, untuk yang satu ini aku mau bermain. Akan kutinggalkan nostalgia kopiku demi mencipta balon-balon deterjen di udara.

"Gimana kabar kamu?" tanya Ibu, sambil meniup satu gelembung sebesar bola tenis.

"Kabar baik, Bu. Aku dapat pekerjaan baru sekarang," jawabku, meniup gelembung sebesar bola sepak. Ibu kalah. Haha. "Gimana kabar Ibu?"

"Kabar baik juga. Ibu sedang asyik main gelembung sabun akhir-akhir ini." Ibu meniup gelembung sebesar kepala manusia. Ibu masih kalah.

"Kenapa gelembung?" tanyaku lagi, meniup gelembung sebesar bola basket.

Ibu meniup untuk terakhir kalinya. Gelembung sebesar lampion halaman depan. "Karena main gelembung selalu mengingatkan Ibu pada kamu, Nak."

Aku tersenyum senang dan memutuskan untuk tak meracik kopi. Aku akan main gelembung sabun saja.
Ibuku meninggal lima tahun lalu. Kanker payudara. Hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Selamat ulang tahun Ibu.

151015
Coffindo
CS Bandung Writers' Club 3rd Meeting

No comments:

Post a Comment